Dublin – Perdana Menteri Irlandia, Simon Harris, mengatakan bahwa “dunia harus merasa malu” karena jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah melampaui 40.000 jiwa.
Pada hari Kamis, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat perang genosida Israel di Gaza telah melebihi 40.000, dengan lebih dari 92.401 orang terluka dan diperkirakan 10.000 orang hilang, kemungkinan besar tewas dan terkubur di bawah reruntuhan.
Pejabat kesehatan melaporkan bahwa sekitar 33 persen korban adalah anak-anak, 18,4 persen adalah perempuan, dan 8,6 persen adalah lansia.
“Korban termasuk 115 bayi,” kata Ismail Thawabteh, yang memimpin kantor media pemerintah Gaza.
Dia mengatakan 35 anak Palestina meninggal karena malnutrisi dan dehidrasi di tengah blokade ketat Israel di wilayah tersebut.
“Setidaknya 3.500 anak di Gaza menghadapi risiko kematian karena kurangnya makanan dan malnutrisi di bawah pembatasan Israel atas pengiriman makanan ke Gaza,” ia memperingatkan.
“Lebih dari 17.000 anak telah kehilangan orang tua mereka atau setidaknya salah satu dari mereka setelah mereka dibunuh secara brutal oleh pasukan pendudukan Israel,” kata Thawabteh.
Menurut Irish Examiner, Harris mengatakan, “40.000 korban tewas di Gaza adalah tonggak sejarah yang harus membuat dunia merasa malu. Diplomasi internasional telah gagal melindungi anak-anak yang tidak bersalah, beberapa di antaranya baru berusia beberapa hari.”
“Israel harus menghentikan pengeboman. Hamas harus membebaskan sandera. Uni Eropa harus meninjau kembali perjanjian asosiasi. Gencatan senjata sekarang.”
“Hari ini menandai tonggak sejarah yang suram bagi dunia,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk.
“Situasi yang tak terbayangkan ini sebagian besar disebabkan oleh kegagalan berulang [militer Israel] untuk mematuhi aturan perang.”
Jumlah korban tewas yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan bersifat konservatif, dengan sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada bulan Juli menyatakan bahwa angka tersebut bisa mencapai 186.000 orang, sebuah angka yang mewakili sekitar 8 persen dari seluruh populasi Gaza.
sumber : Quds News Network