Rabu, Juli 2, 2025
Blog Al Majdi Indonesia
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Update Palestina
  • Penyaluran
  • Publikasi
    • Artikel
  • Mari Berdonasi
No Result
View All Result
DONASI
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Update Palestina
  • Penyaluran
  • Publikasi
    • Artikel
  • Mari Berdonasi
No Result
View All Result
Blog Al Majdi Indonesia
No Result
View All Result
Home Berita

Gaza: Musim Dingin Perparah Krisis, Israel Perketat Blokade Bantuan

Admin2 by Admin2
12/02/2025
in Berita, Internasional
A A
0
Gaza: Musim Dingin Perparah Krisis, Israel Perketat Blokade Bantuan
0
SHARES
5
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Gaza – Saat musim dingin semakin mencengkeram Gaza, kombinasi cuaca ekstrem, kurangnya tempat tinggal yang layak, dan blokade ketat Israel terhadap bantuan kemanusiaan telah menciptakan situasi yang semakin putus asa bagi ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi.

Suhu dingin, hujan deras, dan angin kencang telah membuat tempat penampungan darurat nyaris tak layak huni, tanpa perlindungan memadai dari cuaca buruk.

RelatedPosts

Nelayan Palestina Ditembaki Angkatan Laut Israel di Lepas Pantai Gaza Meski Gencatan Senjata Berlaku

Lebih dari 160 Tenaga Medis Gaza Ditahan di Penjara Israel, Laporan Ungkap Penyiksaan dan Pembunuhan

Pembatasan Israel terhadap pengiriman bantuan—baik dari segi jumlah maupun jenis barang—hanya memperburuk krisis, membuat banyak warga tak bisa mendapatkan kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar untuk pemanas.

Pembatasan ini menjadi salah satu pelanggaran utama yang dikutip oleh Hamas ketika mengumumkan pada Senin (10/2) bahwa mereka akan menunda pembebasan tahanan Israel yang sebelumnya dijadwalkan pada Sabtu, kecuali pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mematuhi ketentuan perjanjian gencatan senjata.

Fase pertama gencatan senjata yang dirancang berlangsung selama 42 hari seharusnya memastikan masuknya 600 truk bantuan ke Gaza setiap hari serta pembukaan penuh perbatasan Rafah dalam waktu satu minggu.

Namun, menurut juru bicara kotamadya Gaza, Hosni Mahna, jumlah truk yang masuk setiap hari masih jauh dari kebutuhan. “Gaza membutuhkan 500-600 truk per hari untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal, tetapi yang masuk sebenarnya tidak lebih dari 100 hingga 150 truk, itu pun dalam kondisi terbaik,” kata Mahna kepada Anadolu Agency.

“Bantuan ini sering kali tidak mencukupi dan kurang menyediakan barang-barang penting seperti tenda, selimut, dan bahan pemanas. Sementara itu, pasar dipenuhi barang dagangan komersial yang tidak mampu dibeli oleh warga,” tambahnya.

Mahna juga menyoroti bahwa Israel tidak hanya membatasi jumlah truk yang masuk tetapi juga menentukan jenis bantuan yang diperbolehkan, menyebabkan kekurangan pasokan esensial seperti obat-obatan, bahan makanan, dan bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan pabrik roti serta rumah sakit.

“Segalanya Dibutuhkan karena Begitu Banyak yang Hancur”: Krisis Kemanusiaan Gaza Memburuk

Kelompok bantuan internasional dan pejabat kemanusiaan memperingatkan bahwa arus pasokan yang tidak konsisten akibat blokade Israel semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.

“Sistem kesehatan hancur. Malnutrisi meningkat. Risiko kelaparan masih mengancam,” ujar Hanan Balkhy, Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Mediterania Timur.

“Kami siap meningkatkan respons kemanusiaan, tetapi kami sangat membutuhkan akses yang sistematis dan berkelanjutan ke seluruh penduduk Gaza serta penghapusan pembatasan masuknya pasokan penting.”

Menurut laporan terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), hampir 1 juta warga Palestina yang mengungsi kini tinggal di tenda darurat atau tempat penampungan seadanya, dengan banyak keluarga yang terpaksa menjahit karung beras bekas untuk membuat perlindungan dasar.

Musim Dingin Memperburuk Krisis

“Suhu dingin berdampak buruk pada ratusan ribu warga Palestina yang tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara, terutama karena kurangnya pemanas dan pasokan dasar untuk melindungi mereka dari hujan serta angin kencang,” kata Hosni Mahna, juru bicara kotamadya Gaza.

Banyak keluarga, termasuk anak-anak dan lansia, tidur di tanah dingin atau lantai semen tanpa isolasi, yang meningkatkan risiko infeksi dan penyakit. Angin kencang telah merobohkan tenda-tenda darurat, sementara hujan deras membanjiri kamp-kamp pengungsian, membuatnya tak lagi layak dihuni.

“Kami mengalami kekurangan tenda yang sangat parah. Di Gaza dan wilayah utara saja, kami membutuhkan setidaknya 120.000 tenda untuk menampung warga yang kehilangan rumah mereka, tetapi hingga saat ini, bantuan yang diterima baru mencakup 10% dari kebutuhan sebenarnya,” tambah Mahna.

Kebutuhan Mendesak: Tenda, Selimut, dan Pakaian Hangat

Shaina Low, penasihat komunikasi untuk Norwegian Refugee Council (NRC) di Palestina, menggambarkan situasi darurat yang terjadi: “Ini bukan sekadar cuaca dingin—angin sangat kencang. Warga yang tinggal di tempat penampungan darurat, tenda, atau bangunan tanpa perlindungan layak menghadapi kondisi ekstrem. Mereka benar-benar terpapar hujan.”

Low juga menyoroti bahwa banyak keluarga yang kembali ke rumah mereka—atau yang tersisa darinya—tidak memiliki material perlindungan, hanya untuk menemukan lingkungan mereka dalam kondisi hancur lebur.

“Selama berbulan-bulan, organisasi kemanusiaan telah mendesak agar bantuan ditingkatkan guna menghadapi musim dingin,” ujarnya.

“Kami tahu warga akan mulai kembali setelah koridor dibuka, jadi tidak masuk akalmemberikan tenda seberat 50 kilogram yang harus mereka bawa berjalan kaki sejauh 8-10 kilometer hanya untuk mencapai rumah mereka,” jelasnya.

Menurut Low, tenda, selimut, dan pakaian hangat** adalah kebutuhan paling mendesak. “Kita melihat gambar anak-anak tanpa sepatu, segala sesuatu dibutuhkan, karena begitu banyak yang telah hancur,” pungkasnya.

Penyakit Terkait Dingin dan Krisis Kesehatan di Gaza Semakin Memburuk

Saat suhu semakin menurun, penyakit yang berkaitan dengan cuaca dingin menyebar luas di seluruh Gaza, semakin membebani sistem kesehatan yang sudah lumpuh.

Juru bicara Kotamadya Gaza, Hosni Mahna, mengungkapkan bahwa infeksi saluran pernapasan, influenza, dan penyakit bronkial melonjak drastis, terutama di kalangan anak-anak dan lansia yang memiliki sistem imun lemah akibat malnutrisi berkepanjangan dan kondisi hidup yang buruk.

“Tinggal di lingkungan yang lembap dan tanpa isolasi meningkatkan risiko penyakit pernapasan, nyeri sendi, serta infeksi kulit seperti luka dan ruam. Banyak orang tidak dapat mengganti pakaian basah mereka atau mengeringkan selimut, yang semakin memperburuk situasi,” kata Mahna.

Dia juga memperingatkan bahwa pusat-pusat penampungan yang padat telah menjadi sarang penyakit menular akibat kurangnya air bersih dan sanitasi yang layak.

Munculnya Penyakit Langka dan Krisis Kesehatan Mental

Dr. Kifah Abunada, seorang dokter Palestina di Gaza, menegaskan bahwa kasus infeksi pernapasan dan penyakit akibat malnutrisi seperti anemia—terutama di kalangan ibu hamil dan anak-anak—meningkat tajam. Dia juga mencatat bahwa penyakit kulit seperti kudis, infestasi kutu, dan infeksi jamur semakin meluas.

“Situasi semakin buruk dengan munculnya penyakit yang sebelumnya jarang terjadi, seperti polio dan tuberkulosis. Selain itu, kurangnya obat-obatan yang memadai memperparah krisis,” katanya.

Musim dingin yang ekstrem juga menyebabkan peningkatan kasus hipotermia, pneumonia, dan penyakit akibat dingin lainnya, terutama pada bayi dan lansia.

Penyakit yang ditularkan melalui air, seperti hepatitis, juga melonjak akibat minimnya akses air bersih dan sanitasi yang buruk. Di samping krisis fisik, kesehatan mental warga Gaza juga semakin memburuk.

“Kasus kecemasan berat, serangan panik, dan inkontinensia urin meningkat akibat ketidakstabilan, kurangnya rasa aman, serta pengungsian massal keluarga,” tambah Abunada.

“Dampak psikologisnya sangat besar, terutama pada anak-anak yang telah mengalami pengeboman dan pengungsian terus-menerus. Banyak yang menunjukkan gejala PTSD, depresi, dan tekanan emosional jangka panjang,” pungkasnya.

Sumber: Anadolu Ajansi

Tags: gazapalestina
Previous Post

Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara, Temukan Kota Berubah Jadi Wilayah Beracun

Next Post

Tim Penyelamat Gaza Evakuasi Jenazah dengan Alat Manual, Kekurangan Peralatan Hambat Operasi

Next Post
Tim Penyelamat Gaza Evakuasi Jenazah dengan Alat Manual, Kekurangan Peralatan Hambat Operasi

Tim Penyelamat Gaza Evakuasi Jenazah dengan Alat Manual, Kekurangan Peralatan Hambat Operasi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Yayasan Al Majdi dan Al Kaffah Salurkan 16.000 Liter Air Bersih di Gaza

Yayasan Al Majdi dan Al Kaffah Salurkan 16.000 Liter Air Bersih di Gaza

04/10/2024
Kisah Nyata Kehidupan di kamp-kamp tenda di Gaza

Kisah Nyata Kehidupan di kamp-kamp tenda di Gaza

07/08/2024
Berita Terkini: Korban Agresi Israel Meningkat Menjadi Lebih Dari 27 Ribu Orang Syahid

Korban Agresi Israel Meningkat Menjadi Lebih Dari 27 Ribu Orang

24/12/2023
korban gaza

Setidaknya 17.177 orang meninggal akibat serangan Israel di Gaza

09/12/2023
Kisah Nyata Kehidupan di kamp-kamp tenda di Gaza

Kisah Nyata Kehidupan di kamp-kamp tenda di Gaza

2
Indonesia Kecam Serangan Israel Ke Rumah Sakit Gaza

Indonesia Kecam Serangan Israel Ke Rumah Sakit Gaza

0
Dubes: Warga Palestina Berterima Kasih dan Bangga ke Indonesia

Dubes: Warga Palestina Berterima Kasih dan Bangga ke Indonesia

0
Al-Quran dan Hadits: Dua Pedoman dalam Menyandarkan Agama Islam

Al-Quran dan Hadits: Dua Pedoman dalam Menyandarkan Agama Islam

0
penyaluran 1500 porsi makanan

Al Majdi Indonesia Salurkan 1.500 Porsi Nasi Hangat untuk Pengungsi Palestina di Gaza Utara

01/07/2025
qurban jordan

Yayasan Al Majdi Indonesia Salurkan Daging Qurban untuk Pengungsi Palestina di Camp Wehdat, Jordania

28/06/2025
Yayasan Al Majdi Gelar Khataman Al-Qur’an di Kamp Pengungsian Gaza Selatan

Yayasan Al Majdi Gelar Khataman Al-Qur’an di Kamp Pengungsian Gaza Selatan

28/03/2025
Yayasan Al Majdi Salurkan Ratusan Selimut untuk Pengungsi di Gaza Utara

Yayasan Al Majdi Salurkan Ratusan Selimut untuk Pengungsi di Gaza Utara

28/03/2025

Recent News

penyaluran 1500 porsi makanan

Al Majdi Indonesia Salurkan 1.500 Porsi Nasi Hangat untuk Pengungsi Palestina di Gaza Utara

01/07/2025
qurban jordan

Yayasan Al Majdi Indonesia Salurkan Daging Qurban untuk Pengungsi Palestina di Camp Wehdat, Jordania

28/06/2025
Yayasan Al Majdi Gelar Khataman Al-Qur’an di Kamp Pengungsian Gaza Selatan

Yayasan Al Majdi Gelar Khataman Al-Qur’an di Kamp Pengungsian Gaza Selatan

28/03/2025
Yayasan Al Majdi Salurkan Ratusan Selimut untuk Pengungsi di Gaza Utara

Yayasan Al Majdi Salurkan Ratusan Selimut untuk Pengungsi di Gaza Utara

28/03/2025
Blog Al Majdi Indonesia

Adalah lembaga Sosial yang Amanah, Profesional, serta Transparan yang Fokus pada Program Seputar Al-Qur'an dan Amal Kemanusiaan dalam rangka bersama-sama untuk menggapai 'Izzah.

Follow Us

  • Beranda
  • Berita
  • Update Palestina
  • Penyaluran
  • Publikasi
  • Mari Berdonasi

© 2023 Al Majdi Indonesia - web by RofiqFaiz.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Update Palestina
  • Penyaluran
  • Publikasi
    • Artikel
  • Mari Berdonasi

© 2023 Al Majdi Indonesia - web by RofiqFaiz.