Hebron – Militer Israel telah mengubah kota Hebron dan kota-kota sekitarnya di bagian selatan Tepi Barat yang diduduki menjadi “penjara besar”, kata wali kotanya.
Taysir Abu Sneineh mengatakan bahwa tentara Israel “telah mengubah kota menjadi sesuatu yang mirip dengan penjara besar dan memberlakukan kebijakan hukuman kolektif,” lapor Anadolu Agency.
Pos pemeriksaan militer dan gerbang besi semakin banyak, dan militer menutup semua jalan dan pintu masuk menuju kota-kota di Tepi Barat.
Tim medis tidak dapat mengangkut pasien melalui jalan, sehingga pasien harus dipindahkan ke kendaraan lain di pos pemeriksaan. Wali kota juga menyatakan bahwa layanan dasar seperti pengumpulan sampah telah terhenti akibat penutupan tersebut.
“Orang-orang ingin hidup dengan hak-hak mereka dalam keamanan dan keselamatan; menghilangkan hak-hak tersebut bisa memicu ledakan,” kata Abu Sneineh memperingatkan.
Israel memulai serangan militer besar-besaran di seluruh Tepi Barat pekan lalu yang telah menewaskan setidaknya 39 warga Palestina dan melukai 130 lainnya, dengan mayoritas korban berada di Jenin.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dalam sebuah pernyataan pada Rabu mengatakan bahwa pasukan Israel menggunakan “taktik mematikan seperti perang” di Tepi Barat, dan anak-anak Palestina termasuk di antara korban yang tewas.
Serangan militer ini, yang sebagian besar terpusat di Tulkarm dan Jenin, merupakan serangan terbesar Israel di wilayah pendudukan sejak Intifada kedua pada awal 2000-an.
sumber : Quds News Network