Gaza – Pasukan pendudukan Israel menghancurkan 815 masjid dan merusak sebagian 151 masjid lainnya di Gaza selama perang genosida pada 2024, menurut laporan Kementerian Wakaf dan Urusan Keagamaan Palestina.
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa 19 pemakaman juga dihancurkan, dengan kuburan dirusak dan jenazah digali paksa. Selain itu, tiga gereja di Gaza City juga menjadi target serangan Israel dan dihancurkan.
Gaza, yang menjadi rumah bagi beberapa masjid dan gereja tertua di dunia, tidak luput dari kehancuran besar-besaran akibat serangan ofensif Israel. Salah satu gereja tertua di dunia, Gereja St. Porphyrius, menjadi satu dari sedikit gereja yang tersebar di Gaza.
Penduduk Kristen di wilayah tersebut, yang sebelum perang berjumlah sekitar 1.000 orang, memiliki ikatan yang kuat dengan tanah mereka. Gereja St. Porphyrius dinamai dari seorang uskup abad ke-5 di Gaza, yang makamnya berada di bawah gereja tersebut.
Masjid Agung Omari, masjid terbesar dan tertua di Gaza City, juga rata dengan tanah. Hanya menara masjid yang tampak masih berdiri, sementara sekitarnya hancur lebur. Situs ini telah menjadi tempat suci bagi umat Kristen maupun Muslim sejak setidaknya abad ke-5.
Video yang dibagikan oleh tentara Israel di media sosial menunjukkan mereka memasuki tempat ibadah, mengambil foto, dan tidak menghormati kesucian tempat-tempat tersebut sambil memuliakan kehancurannya.
Salah satu gambar yang beredar di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) menunjukkan seorang tentara Israel berpose di depan menara masjid yang runtuh, dengan grafiti berbahasa Ibrani bertuliskan “kuil akan dibangun kembali.”
Menurut hukum humaniter internasional, sengaja menargetkan bangunan keagamaan selama konflik merupakan kejahatan perang.
Sumber: Quds News Network