Gaza – Departemen Pertahanan Sipil Gaza melaporkan pada Jumat (16/2) bahwa timnya terus mengevakuasi jenazah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel selama lebih dari 15 bulan dengan menggunakan alat manual dan tanpa peralatan pelindung diri.
Raed al-Dahshan, juru bicara departemen tersebut, mengatakan kepada Anadolu bahwa kurangnya peralatan yang memadai menghambat upaya evakuasi, sehingga sulit untuk mengangkat puing-puing rumah yang hancur dan mengambil jenazah yang terkubur di bawahnya.
“Kami mencoba menembus beton yang bertumpuk dengan menggunakan palu manual untuk mencapai jenazah warga Palestina yang terkubur,” jelasnya.
Sejak gencatan senjata diberlakukan pada 19 Januari, tim Pertahanan Sipil bersama warga setempat telah mengevakuasi ratusan jenazah dari jalanan dan reruntuhan, beberapa di antaranya ditemukan di bawah rumah yang roboh.
Namun, tanpa alat berat untuk mengangkat puing-puing besar, banyak jenazah yang tidak dapat dievakuasi tepat waktu. “Kami mengalami kejadian menyakitkan pada Kamis,” kata Dahshan.
“Kami mencoba mengevakuasi jenazah para syuhada dari bawah reruntuhan rumah yang hancur, tetapi meskipun sudah berusaha berkali-kali dengan alat manual, kami tidak berhasil.”
Dia menambahkan bahwa tim penyelamat sering kali menemukan jenazah yang sudah membusuk dan harus menanganinya tanpa perlindungan yang memadai, meningkatkan risiko penyakit dan cedera.
Juru bicara Pertahanan Sipil menyerukan “masuknya alat berat dan perlengkapan pelindung secara mendesak” untuk mempercepat evakuasi dan pemakaman yang layak bagi para korban.
Sementara itu, kelompok Hamas menuduh Israel melanggar protokol kemanusiaan dalam perjanjian gencatan senjata, terutama dengan mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Akibat pelanggaran tersebut, Hamas mengumumkan pada Senin (12/2) bahwa mereka menunda pembebasan tahanan Israel yang dijadwalkan pada Sabtu, hingga Israel menghentikan pelanggarannya dan mematuhi kesepakatan gencatan senjata secara penuh.
Para mediator dari Mesir dan Qatar terus berupaya menengahi perundingan. Dalam pernyataan pada Kamis, Hamas menggambarkan negosiasi tersebut sebagai “positif.”
Kantor kemanusiaan PBB melaporkan bahwa 763 truk bantuan telah memasuki Gaza pada Kamis, meskipun tidak ada konfirmasi lebih lanjut dari otoritas Gaza. Perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang diberlakukan sejak 19 Januari menghentikan perang yang telah menewaskan lebih dari 48.200 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Sumber: Anadolu Ajansi