Gaza – Gencatan senjata sangat diperlukan saat ini untuk menghentikan pertumpahan darah di Jalur Gaza, di mana warga terjebak di bawah serangan bom tanpa henti, kata organisasi kemanusiaan Médecins Sans Frontières (MSF) pada hari Senin.
Mengutip serangan udara Israel pada Senin yang menargetkan area yang menampung orang-orang terlantar di dalam kompleks Rumah Sakit Al Aqsa di Deir Al Balah, MSF mengatakan bahwa serangan tersebut adalah ketujuh kalinya kompleks rumah sakit itu dibom sejak Maret, termasuk tiga serangan dalam sebulan terakhir.
“Itu adalah pemandangan kehancuran. Tenda-tenda terbakar saat orang-orang sedang tidur. Rumah sakit merawat 40 pasien, termasuk 10 anak-anak dan 8 wanita; banyak di antaranya mengalami luka bakar parah. 25 pasien lainnya harus dirujuk karena kurangnya kapasitas,” kata Eliza Sabatini, perawat dari MSF.
Insiden korban massal seperti ini akan sangat sulit ditangani bahkan oleh rumah sakit yang dilengkapi dengan baik, tambahnya, seraya menekankan bahwa di Gaza, di mana pasokan medis sangat terbatas, mustahil untuk memberikan perawatan yang memadai kepada pasien.
MSF menekankan bahwa serangan berulang pada fasilitas medis di Gaza harus segera dihentikan, fasilitas kesehatan dan staf medis harus dilindungi setiap saat, dan pihak-pihak yang bertikai harus menghormati area rumah sakit.
“Orang-orang di Gaza terjebak di bawah serangan bom tanpa henti. Gencatan senjata sangat diperlukan untuk menghentikan pertumpahan darah ini,” kata kelompok itu.
Empat orang menjadi korban jiwa dan 40 lainnya terluka ketika jet tempur Israel menyerang halaman rumah sakit di kota Deir al-Balah pada Senin dini hari, membakar 30 tenda tempat orang-orang tidur.
Serangan ini terjadi setelah 22 orang, termasuk 15 anak-anak, menjadi korban jiwa dalam serangan udara lain di sebuah sekolah PBB yang menampung warga sipil terlantar di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Gambar-gambar orang yang terperangkap di tengah kobaran api menyebar luas di media sosial.
Selama serangan di Gaza, Israel telah berulang kali menyerang rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah—lokasi-lokasi sipil yang biasanya dilindungi dari serangan, meningkatkan kemungkinan pelanggaran hukum perang.
Selama setahun terakhir, Israel telah menyebabkan lebih dari 42.000 korban jiwa di kalangan warga Palestina di Gaza dan menggusur hampir seluruh populasi 2,3 juta orang, sementara juga memicu kondisi kelaparan dan penyebaran penyakit.
Serangan Israel telah membuat hampir seluruh populasi Jalur Gaza mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut, yang menyebabkan kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas gagal karena penolakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.
Sumber: Anadolu Ajansi