Gaza – Jumlah total anak-anak Palestina yang menjadi yatim akibat perang pemusnahan Israel yang berlangsung selama 471 hari terhadap Gaza mencapai lebih dari 38 ribu, sementara sekitar 14 ribu wanita menjadi janda.
Direktur Unit Informasi Kementerian Kesehatan di Gaza, Zahir Al-Wahidi, menyatakan bahwa sebanyak 36.569 anak kehilangan salah satu orang tua mereka. Hal ini mencerminkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menimpa ribuan keluarga Palestina di Gaza.
Al-Wahidi menjelaskan bahwa perang Israel “mengakibatkan 13.901 wanita Palestina kehilangan suami mereka, sehingga menjadi janda,” menurut pernyataannya kepada Kantor Berita Anadolu.Ia menambahkan, “Jumlah anak yang kehilangan ayah mereka mencapai 32.152, sementara 4.417 anak kehilangan ibu mereka.
Selain itu, ada 1.918 anak yang kehilangan kedua orang tua mereka. Al-Wahidi juga mengungkapkan bahwa perang tersebut menciptakan 13.100 keluarga yatim piatu, dan ia menyerukan kepada masyarakat lokal dan internasional untuk segera memberikan bantuan kemanusiaan, psikologis, dan material kepada keluarga-keluarga yang terdampak.
Ia menegaskan bahwa angka-angka ini adalah bukti nyata dari tingkat penderitaan yang dialami warga Gaza, yang membutuhkan tindakan segera dari semua pihak untuk meringankan beban anak-anak yatim dan keluarga terdampak serta membangun kembali kehidupan mereka dengan dasar-dasar martabat kemanusiaan.
Pada hari Minggu, kesepakatan gencatan senjata antara perlawanan Palestina dan Israel mulai berlaku, yang pada tahap pertama akan berlangsung selama 42 hari. Selama periode ini, negosiasi akan dilakukan untuk melanjutkan ke tahap kedua dan ketiga dengan mediasi Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.
Antara 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, melakukan genosida di Gaza yang menyebabkan lebih dari 158 ribu korban jiwa dan luka-luka di pihak Palestina, mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 14 ribu orang hilang. Tragedi ini menjadi salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Sumber: Arabi21