Kehancuran besar-besaran, pengungsian, kelaparan dan kehilangan di Gaza ‘menodai kemanusiaan kita bersama’, kata PBB. Dan hinggi kini Israel bersumpah tidak akan berhenti walau jumlah korban meninggal saat ini di Gaza telah mendekati 24.000 orang di hari ke-100 agresi.
Pada hari ke-100 perang di Gaza, pemboman tanpa henti oleh Israel di Jalur Gaza yang terkepung terus berlanjut tanpa ada tanda-tanda akan mereda, di tengah-tengah bencana kemanusiaan yang terus meningkat dan ancaman meluasnya konflik regional.
Sedikitnya 23.968 orang di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah menjadi korban meninggal sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober, setelah para pejuang Hamas melakukan serangan ke Israel selatan yang menewaskan 1.139 orang di sana. Israel mengatakan sekitar 240 orang juga ditawan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk “melanjutkan [perang] sampai kemenangan”, dengan mengatakan dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada hari Sabtu bahwa “itu mungkin dan perlu”.
“Tidak ada yang akan menghentikan kami, tidak Den Haag, tidak Poros Kejahatan dan tidak ada yang lain,” kata Netanyahu, mengacu pada kasus yang dibawa Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional yang meminta langkah-langkah darurat untuk menghentikan perang Israel, dan mengacu pada kelompok-kelompok “poros perlawanan” yang didukung oleh Iran di Libanon, Suriah, Irak, dan Yaman.
Perang ini sejauh ini merupakan episode pertempuran paling berdarah dan paling merusak dalam konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade antara Israel dan Palestina.
‘Menodai rasa kemanusiaan kita bersama’
Pada awal Januari, kantor media Gaza mengatakan bahwa Israel telah menjatuhkan lebih dari 65.000 ton bom di wilayah tersebut. Analisis data satelit yang dikutip oleh Associated Press menunjukkan bahwa sekitar 33 persen bangunan di seluruh wilayah Gaza telah hancur.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa 1,9 juta orang, hampir 85 persen dari populasi, telah mengungsi, sementara lebih dari 90 persen menghadapi kerawanan pangan akut.
“Kehancuran besar-besaran, pengungsian, kelaparan dan kehilangan dalam 100 hari terakhir menodai rasa kemanusiaan kita bersama,” Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pada hari Minggu.
“Operasi kemanusiaan ini telah menjadi salah satu operasi kemanusiaan yang paling kompleks dan menantang di dunia,” tambahnya dalam sebuah posting di platform media sosial X.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan bahwa dalam 100 hari, “Penjajah Israel telah mengubah Gaza menjadi tempat yang tidak dapat dihuni, dan melakukan kejahatan yang mengerikan”. Ditambahkan bahwa “komunitas internasional “kembali gagal” untuk mengimplementasikan resolusi internasional yang berkaitan dengan perjuangan Palestina.
Sumber : Aljazeera