Gaza – Pasukan pendudukan Israel telah membunuh 1.151 tenaga kesehatan Palestina selama perang genosida di Gaza, kata kementerian kesehatan Palestina pada hari Selasa.
Sebanyak 986 nama tercantum dalam laporan baru yang diterbitkan oleh kementerian, sementara data pribadi untuk 165 lainnya masih dalam proses verifikasi.

Kementerian mengatakan penundaan dalam proses verifikasi ini disebabkan oleh otoritas Israel yang menahan jenazah korban atau sisa-sisa mereka yang terkubur di bawah puing-puing.
“Sektor Palestina telah menjadi sasaran serangan sistematis oleh pasukan pendudukan yang telah mempengaruhi semua komponennya,” catat kementerian.
Fasilitas kesehatan menjadi target serangan langsung dan berulang oleh Israel, tambahnya, yang telah melumpuhkan sistem kesehatan dan meninggalkan ratusan ribu korban perang menghadapi “kematian mendadak”.
Tenaga kesehatan telah ditangkap, diinterogasi secara brutal, dan dibunuh, kata kementerian.
Data yang tercantum dalam laporan ini mencerminkan efek agresi Israel yang sistematis dan disengaja terhadap sektor kesehatan.
Militer Israel dituduh dengan sengaja menghancurkan sistem kesehatan Gaza melalui serangan konstan terhadap rumah sakit, ambulans, dan dokter, termasuk dengan serangan udara, penahanan, dan penolakan peralatan medis, sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober.
Pada Juni, terungkap bahwa Dr. Iyad Rantisi, yang merupakan direktur departemen kebidanan rumah sakit Kamal Adwan, meninggal “akibat penyiksaan” di tahanan Israel setelah ditahan oleh pasukan penyerbu dari Gaza pada November.
Ahli bedah terkemuka dan profesor kedokteran ortopedi Dr. Adnan al-Bursh juga tewas dalam tahanan Israel pada April.
Lebih dari 300 tenaga kesehatan ditangkap oleh pasukan Israel selama serangan tersebut.
Para mantan tahanan mengatakan bahwa para dokter menjadi sasaran perlakuan kejam pasukan Israel di dalam tahanan, di mana penyiksaan dan pelecehan terhadap para tahanan Palestina terjadi secara meluas dan sistematis.
Sumber: Quds News Network