Gaza – Lima jurnalis dilaporkan gugur dalam serangan udara Israel di sekitar sebuah rumah sakit di Gaza tengah, menurut otoritas Palestina dan laporan media.
Jurnalis dari saluran al-Quds Today itu sedang meliput di dekat Rumah Sakit al-Awda, yang terletak di kamp pengungsi Nuseirat, ketika mobil siaran mereka terkena serangan udara Israel, lapor Anas al-Sharif dari Al Jazeera pada Kamis pagi.

Rekaman dari lokasi kejadian yang beredar di media sosial menunjukkan kendaraan terbakar hebat. Foto tangkapan layar dari video memperlihatkan sebuah van berwarna putih dengan tulisan “press” berwarna merah besar di bagian belakang.
Jurnalis yang gugur telah diidentifikasi sebagai Fadi Hassouna, Ibrahim al-Sheikh Ali, Mohammed al-Ladah, Faisal Abu al-Qumsan, dan Ayman al-Jadi.
Menurut al-Sharif, Ayman al-Jadi sedang menunggu istrinya yang menjalani proses persalinan untuk melahirkan anak pertama mereka di depan rumah sakit ketika serangan terjadi.
Tim pertahanan sipil mengevakuasi jenazah para korban dan memadamkan kebakaran di lokasi kejadian, lapor Quds News Network.
Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan “serangan yang ditargetkan” terhadap kendaraan yang membawa anggota Jihad Islam, dan pihaknya akan terus mengambil tindakan terhadap “organisasi teroris” di Gaza.
“Sebelum serangan, banyak langkah telah diambil untuk mengurangi kemungkinan korban sipil, termasuk penggunaan senjata presisi, pengamatan udara, dan informasi intelijen tambahan,” demikian pernyataan militer Israel di media sosial X.
Israel, yang tidak mengizinkan jurnalis asing masuk ke Jalur Gaza kecuali dalam kunjungan terkoordinasi militer, dikecam oleh beberapa organisasi kebebasan pers. Jalur Gaza kini dinilai sebagai salah satu wilayah paling berbahaya di dunia untuk meliput berita.
Bulan ini, organisasi Reporters Without Borders yang berbasis di Paris melaporkan lebih dari 145 jurnalis gugur akibat serangan militer Israel di Gaza sejak perang dimulai pada Oktober 2023.
Mereka mengecam tingginya jumlah korban sebagai “pembantaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.”Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menyatakan bahwa setidaknya 141 jurnalis telah gugur di Gaza dan menyerukan masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas serangan terhadap media.
Pada Kamis, CPJ menyatakan “sangat berduka” atas laporan lima jurnalis yang gugur di dalam kendaraan siaran mereka. “Jurnalis adalah warga sipil dan harus selalu dilindungi,” tulis mereka di media sosial X.
Serikat Jurnalis Palestina pekan lalu melaporkan jumlah korban lebih tinggi, menyebut lebih dari 190 jurnalis gugur dan sedikitnya 400 lainnya terluka sejak perang Israel di Gaza dimulai.
Serikat ini mengutuk serangan tersebut sebagai “kejahatan keji” dan menyerukan “perlindungan internasional” bagi jurnalis di Gaza.
Selain itu, Israel melarang Al Jazeera beroperasi di wilayahnya dan menuduh enam jurnalis mereka di Gaza sebagai anggota Hamas dan Jihad Islam Palestina.
Al Jazeera dengan tegas mengecam tuduhan tersebut sebagai “klaim tak berdasar” dan menyatakan Israel telah menggunakan “tuduhan palsu … untuk membungkam sedikit jurnalis yang tersisa di wilayah tersebut, sehingga menutupi kenyataan pahit perang dari khalayak dunia.”

Sumber: Al Jazeera