Gaza – Militer Israel telah menyerang bangunan-bangunan hunian, fasilitas umum, dan infrastruktur di seluruh Jalur Gaza, menewaskan setidaknya sembilan anggota satu keluarga di kamp pengungsi Nuseirat.
Melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud, pada Kamis menyatakan bahwa pasukan darat Israel sedang melakukan operasi militer untuk memperluas Koridor Netzarim – jalur sepanjang 6,5 kilometer yang dibuat oleh militer Israel di tengah wilayah Gaza untuk membagi Gaza utara dan selatan.
“Dalam upayanya, Israel melancarkan serangan untuk menghancurkan sisa-sisa bangunan hunian yang diklaim militer Israel digunakan sebagai pos pengamatan oleh pejuang Palestina,” lapor Mahmoud. Ia menambahkan bahwa saksi mata mengatakan banyak warga sipil yang berada di dalam bangunan tersebut.

Di Gaza utara, jet-jet tempur Israel melakukan serangan udara yang menargetkan sisa bangunan hunian di kota Beit Lahiya, menyebabkan setidaknya empat korban jiwa, tambah Mahmoud.
Di Gaza selatan, pada Kamis pagi, sedikitnya empat orang menjadi korban jiwa ketika drone Israel menyerang sekelompok warga sipil Palestina di dekat kamp pengungsi di kota Abasan, sebelah timur Khan Younis, menurut laporan kantor berita Wafa.
Hingga kini, militer Israel belum memberikan komentar atas serangan-serangan terbaru ini. Biasanya, Israel mengklaim operasinya menargetkan Hamas dan berupaya menghindari korban sipil.
Korban Sipil Tinggi dan Blokade Bantuan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa lebih dari 70 persen korban jiwa yang dikonfirmasi di Gaza adalah wanita dan anak-anak.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan melalui media sosial X bahwa otoritas Israel menolak 82 dari 91 upaya PBB untuk mengirimkan bantuan ke Gaza utara sejak awal Oktober hingga 25 November.
Selain itu, Israel juga menghalangi sembilan upaya lainnya untuk membawa pasokan kemanusiaan ke wilayah yang telah dikepung secara militer dan terus dibombardir selama lebih dari 50 hari.
“Kondisi untuk bertahan hidup semakin memburuk bagi sekitar 65.000-75.000 orang yang diperkirakan masih berada di sana,” ungkap UNRWA pada Kamis.
Sejak 7 Oktober 2023, perang di Gaza telah menyebabkan setidaknya 44.282 korban jiwa di pihak Palestina dan melukai 104.880 lainnya.
Upaya Gencatan Senjata
Belum ada kemajuan signifikan dalam mencapai gencatan senjata di Gaza. Namun, Amerika Serikat – sekutu politik dan militer utama Israel – menyatakan akan kembali berupaya mencapainya.
“Dalam beberapa hari mendatang, Amerika Serikat akan mendorong kembali dengan Turki, Mesir, Qatar, Israel, dan lainnya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, pembebasan sandera, serta akhir perang tanpa Hamas tetap berkuasa,” kata Presiden AS Joe Biden pada Rabu.
Di sisi lain, gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah dalam konflik paralel mulai berlaku pada Rabu dan masih bertahan hingga Kamis.
Sumber: Al Jazeera