Gaza – Sebanyak delapan warga Palestina kehilangan nyawa, termasuk dua anak dan dua perempuan, dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah sekolah di Jabalia, Gaza Utara, pada Sabtu. Sekolah tersebut menjadi tempat perlindungan bagi ratusan keluarga yang mengungsi akibat konflik.
Sumber lokal melaporkan bahwa serangan terhadap sekolah Zainab al-Wazir ini juga menyebabkan sedikitnya 30 orang terluka. Militer Israel mengakui bahwa mereka menargetkan sekolah tersebut, namun, seperti yang sering diklaim, menyebutnya sebagai “pusat komando dan kontrol” Hamas tanpa memberikan bukti apapun.
Dalam sebuah pernyataan di Telegram, militer Israel menuduh sekolah tersebut digunakan oleh Hamas untuk “merencanakan dan melancarkan serangan” terhadap pasukan mereka.
Ini bukan kali pertama sekolah tersebut menjadi sasaran serangan Israel; dalam beberapa pekan terakhir, bangunan itu telah berkali-kali diserang.
Sejak memulai agresinya di Gaza, militer Israel secara berulang kali menyerang sekolah-sekolah yang digunakan sebagai tempat perlindungan oleh warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Badan-badan PBB dan lembaga kemanusiaan melaporkan bahwa antara 6 Oktober hingga 15 Desember tahun lalu, setidaknya ada 95 insiden serangan terhadap gedung sekolah di Gaza.
Penargetan tempat perlindungan ini meliputi penembakan, serangan langsung, hilangnya nyawa warga yang mengungsi, atau memaksa mereka meninggalkan sekolah yang telah diubah menjadi tempat perlindungan di bawah ancaman senjata.
Sekolah-sekolah tersebut kemudian dibakar atau dihancurkan oleh pasukan Israel untuk mencegah para pengungsi kembali. Mahmoud Basel, anggota Pertahanan Sipil Gaza, mengecam keras sikap diam dunia internasional atas serangan Israel terhadap sekolah-sekolah yang dijadikan tempat perlindungan.
“Serangan dan penargetan sekolah ini adalah kejahatan yang terus-menerus dilakukan oleh pasukan Israel. Dunia hanya diam menyaksikan ketika tempat perlindungan dan sekolah kami, yang menjadi rumah sementara bagi para pengungsi, dihancurkan,” katanya.
Sumber: Quds News Network