Gaza – Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu melaporkan bahwa militer Israel menangkap empat pasien Palestina saat mereka dipindahkan dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara ke Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza melalui koordinasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Pasukan pendudukan menangkap empat dari sepuluh pasien yang dipindahkan melalui Organisasi Kesehatan Dunia untuk menerima perawatan dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara ke Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, salah satunya berada dalam kondisi yang sangat kritis,” ungkap pernyataan Kementerian Kesehatan.
Selain itu, tujuh pasien lainnya masih berada di Rumah Sakit Indonesia bersama sepuluh tenaga medis dalam kondisi yang disebut kementerian sebagai “sangat tragis”.
Pada Sabtu, Kementerian Kesehatan Gaza juga melaporkan bahwa militer Israel telah menghancurkan infrastruktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara.
Serangan tersebut terjadi setelah Israel secara paksa memindahkan pasien dari Rumah Sakit Kamel Adwan pada Jumat.
Kementerian memperingatkan bahwa beberapa pasien mungkin kehilangan nyawa karena kurangnya peralatan medis yang memadai.
Pemindahan pasien ini dilakukan di tengah operasi militer Israel yang dimulai pada Jumat di sekitar Rumah Sakit Kamel Adwan.
Dalam operasi tersebut, pasukan Israel memaksa evakuasi pasien, tenaga medis, dan korban luka, menangkap beberapa orang, serta membakar sebagian besar bangunan rumah sakit, meskipun masih ada tenaga medis dan pasien di dalamnya.
Serangan ini menyebabkan rumah sakit utama terakhir di Gaza utara tidak dapat beroperasi sama sekali.
Direktur rumah sakit, Husam Abu Safiya, bersama puluhan tenaga medis lainnya, dilaporkan ditahan untuk diinterogasi, menurut Kementerian Kesehatan.
Operasi militer ini terjadi dalam konteks serangan besar-besaran yang dimulai kembali oleh Israel di Gaza utara sejak awal Oktober lalu.
Warga Palestina menuduh Israel berusaha mengubah wilayah tersebut menjadi zona penyangga setelah memaksa penduduk setempat meninggalkan rumah mereka melalui serangan mematikan, sambil memblokir akses makanan, air, dan obat-obatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan “keterkejutan” atas operasi ini. WHO menyatakan, “Penghancuran sistematis terhadap layanan kesehatan, ditambah dengan blokade selama lebih dari 80 hari di Gaza utara, telah membahayakan kehidupan 75.000 warga Palestina yang masih bertahan di kawasan tersebut.”
WHO menambahkan bahwa “memindahkan dan merawat pasien dalam situasi seperti ini menimbulkan risiko besar terhadap kelangsungan hidup mereka.”
Organisasi tersebut juga mengumumkan rencana untuk mengirim tim ke Rumah Sakit Indonesia guna menilai kondisi fasilitas, menyediakan pasokan medis dasar, makanan, dan air, serta memastikan pemindahan pasien kritis secara aman ke Kota Gaza untuk melanjutkan perawatan.
Serangan terhadap Rumah Sakit Kamel Adwan disebut sebagai puncak dari serangkaian pembatasan dan serangan berulang yang telah berlangsung sebelumnya.
Sumber: Arabi21