Gaza – Jurnalis Palestina, Sa’ed al-Nabhan, menjadi korban kebrutalan pasukan Israel saat tengah meliput serangan di Gaza tengah pada Jumat. Ia gugur setelah ditembak penembak jitu Israel, menjadikannya jurnalis Palestina ke-203 yang kehilangan nyawa akibat agresi Israel sejak dimulainya konflik yang disebut banyak pihak sebagai genosida.
Kantor Media Pemerintah Gaza dengan duka mendalam mengonfirmasi gugurnya Sa’ed, seraya menyebutkan bahwa ia adalah jurnalis ke-203 yang menjadi korban keganasan serangan Israel sejak dimulainya agresi brutal ini.
Kantor tersebut mengecam keras pembunuhan jurnalis oleh Israel, menyerukan kepada masyarakat internasional dan lembaga hak asasi manusia untuk mengambil langkah tegas, mengutuk kejahatan ini, dan menyeret para pelaku ke pengadilan internasional agar keadilan dapat ditegakkan.
Tragedi Penembakan Jurnalis yang Terjadi
Pasukan Israel dilaporkan terlebih dahulu mengepung kawasan di Kamp Pengungsi Al-Jadeed, yang terletak di Kamp Al-Nuseirat, Gaza tengah, tempat para jurnalis berkumpul untuk meliput situasi.
Tidak lama kemudian, pasukan Israel mulai menargetkan warga dan jurnalis yang berada di lokasi tersebut. Rekaman yang menyayat hati dari tempat kejadian memperlihatkan seorang korban terluka yang dievakuasi menggunakan tandu oleh petugas medis.
Di sisi lain, Sa’ed terlihat berusaha melarikan diri sambil terus menjalankan tugasnya meliput dengan peralatan kameranya.
Namun, ia menjadi target tembakan yang tampaknya berasal dari senapan jarak jauh. Sa’ed kemudian terjatuh dan tergeletak tak bergerak. Orang-orang di sekitarnya diliputi ketakutan untuk mendekatinya karena ancaman peluru Israel yang masih mengintai.
Sa’ed al-Nabhan dikenal sebagai kamerawan lepas berbakat untuk Anadolu Agency. Duka Sa’ed semakin mendalam setelah diketahui bahwa bulan lalu ia baru saja menghadiri pemakaman pamannya, Khaled al-Nabhan.
Khaled menjadi sosok yang dikenal luas setelah video dirinya mencium mata cucunya yang gugur sambil berkata penuh cinta, “Jiwa dari jiwaku,” viral dan menggugah hati banyak orang.
Kepergian Sa’ed meninggalkan luka mendalam bagi Palestina, khususnya bagi keluarga, rekan, dan komunitas pers yang terus berjuang menyuarakan kebenaran di tengah kekerasan yang terus terjadi.
Sumber: Quds News Network