Gaza – Serangan udara Israel menyebabkan 12 anggota keluarga, termasuk tujuh anak, menjadi korban jiwa di bagian utara Jalur Gaza, menurut laporan Badan Penyelamat Pertahanan Sipil Palestina.
Sebuah video yang diunggah oleh agensi tersebut di saluran Telegram pada Jumat malam menunjukkan petugasnya mengevakuasi korban dari bawah reruntuhan rumah keluarga Khallah di Jabalia.
“Semua korban jiwa adalah dari keluarga yang sama, termasuk tujuh anak, yang tertua berusia enam tahun,” kata juru bicara pertahanan sipil, Mahmoud Basal, kepada kantor berita AFP. Basal menambahkan bahwa serangan udara tersebut juga melukai 15 orang lainnya.
Tentara Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka menargetkan “beberapa teroris yang beroperasi di sebuah struktur militer milik organisasi teroris Hamas yang dianggap mengancam pasukan IDF di wilayah tersebut.”
“Menurut pemeriksaan awal, jumlah korban jiwa yang dilaporkan tidak sesuai dengan informasi yang dimiliki IDF,” tambah mereka.
Pada Sabtu, Paus Fransiskus mengecam pemboman terhadap anak-anak di Gaza sebagai “kekejaman”. “Kemarin anak-anak dibom. Ini adalah kekejaman, bukan perang,” katanya.
“Saya ingin menyampaikan ini karena menyentuh hati saya.” Israel melanjutkan serangannya di seluruh Jalur Gaza pada Jumat, lebih dari 14 bulan sejak serangan tersebut dimulai.
Setidaknya delapan orang menjadi korban jiwa akibat serangan rudal drone yang menghantam sebuah bangunan di Jalan Pasar kamp pengungsi Nuseirat, menurut Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa.
Empat orang juga menjadi korban jiwa dalam serangan udara di Beit Hanoon, menurut koresponden Al Jazeera.
Korban terdiri dari dua anak perempuan dan kedua orang tua mereka. Jenazah tiga saudara laki-laki juga berhasil dievakuasi dari reruntuhan sebuah rumah yang dibom di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan.
Sumber: Al Jazeera