Gaza – Setidaknya 341 pekerja kemanusiaan menjadi korban jiwa akibat serangan Israel sejak dimulainya perang genosida di Gaza, ungkap Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
“Serangan udara Israel telah menyebabkan korban jiwa empat pekerja kemanusiaan, tiga dari World Central Kitchen dan satu dari Save the Children, sehingga total pekerja kemanusiaan yang menjadi korban jiwa sejak Oktober tahun lalu mencapai 341,” ujar Dujarric dalam konferensi pers, mengutip data dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Ia menambahkan, “Para mitra kemanusiaan kami juga memperingatkan bahwa sistem pangan lokal telah hancur akibat operasi militer darat, pemboman wilayah sipil, dan keberadaan sisa-sisa bahan peledak yang tidak meledak.”
Gaza Tidak Lagi Aman
Tidak ada tempat di Gaza yang aman, baik bagi warga sipil maupun bagi mereka yang berusaha memberikan bantuan penting.
Kurangnya perlindungan terhadap fasilitas medis dan pekerja kemanusiaan di Gaza oleh Israel telah membuat pemberian bantuan dan penyelamatan jiwa menjadi tugas yang hampir mustahil.
Pada 30 November, serangan udara Israel menyebabkan korban jiwa sebanyak 14 orang saat mereka sedang mengambil tepung di selatan kota Khan Younis.
Salah satu korban adalah Ahmad Faisal Isleem Al-Qadi (39), staf dari Save the Children.
Al-Qadi, yang memiliki gangguan pendengaran, kehilangan nyawanya saat kembali dari masjid untuk keluarganya, termasuk putrinya yang berusia tiga tahun. Ia menjadi staf kedua dari Save the Children yang menjadi korban jiwa sejak dimulainya perang genosida Israel.
Di hari yang sama, serangan udara Israel menargetkan kendaraan World Central Kitchen (WCK) yang sedang mengangkut pasokan makanan di Jalan Salah Al-Din, Khan Younis.
Serangan tersebut menyebabkan korban jiwa tiga pekerja dari LSM internasional tersebut tanpa peringatan apa pun.
Sumber: Quds News Network