Gaza – Sebanyak 74 anak Palestina menjadi korban jiwa dalam serangan Israel di Gaza hanya dalam pekan pertama tahun baru, menurut laporan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Rabu.
Anak-anak dilaporkan menjadi korban dalam beberapa “peristiwa korban massal,” termasuk serangan malam hari di Kota Gaza, Khan Younis, dan zona yang disebut “aman” al-Mawasi. Dalam serangan terbaru pada Selasa, lima anak dilaporkan menjadi korban jiwa di al-Mawasi.
“Bagi anak-anak Gaza, tahun baru membawa lebih banyak kematian dan penderitaan akibat serangan, kekurangan, dan paparan dingin yang semakin meningkat,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell.
“Gencatan senjata sudah sangat mendesak. Terlalu banyak anak yang menjadi korban jiwa atau kehilangan orang yang mereka cintai dalam awal tahun yang tragis.”
Kondisi tanpa tempat berlindung yang memadai, ditambah dengan suhu musim dingin, menimbulkan ancaman serius bagi anak-anak, ungkap UNICEF.
Lebih dari satu juta anak hidup di tenda-tenda darurat, dan banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal selama 15 bulan terakhir. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sejak 26 Desember, delapan bayi dan anak baru lahir meninggal akibat hipotermia.
Situasi kemanusiaan di Gaza semakin tidak terkendali. Jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza masih “jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga.”
Ketertiban sipil sebagian besar telah runtuh, dengan laporan penjarahan barang-barang bantuan kemanusiaan. Rumah sakit yang masih beroperasi pun kewalahan, tambah UNICEF.
Penghancuran infrastruktur sipil telah membuat keluarga kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, sanitasi, dan akses ke layanan kesehatan.
Rumah Sakit Kamal Adwan, yang merupakan satu-satunya fasilitas medis yang masih beroperasi di Gaza utara dan memiliki unit pediatrik, kini tidak lagi berfungsi setelah serangan Israel akhir bulan lalu. Hal ini semakin memperburuk kondisi layanan kesehatan di wilayah tersebut.
“UNICEF telah lama memperingatkan bahwa kurangnya tempat berlindung yang memadai, akses terbatas ke nutrisi dan layanan kesehatan, kondisi sanitasi yang buruk, dan kini cuaca musim dingin, mengancam nyawa semua anak di Gaza. Bayi baru lahir dan anak-anak dengan kondisi medis sangat rentan,” ujar Russell.
Sumber: Quds News Network