Gaza – Dua pekerja kemanusiaan dari organisasi bantuan Inggris, Oxfam, menjadi korban jiwa dalam serangan udara Israel di Jabalia, Jalur Gaza utara, menurut pernyataan dari kelompok tersebut.
“Oxfam berduka atas kehilangan tragis mitra kami di Juzoor, Dr. Ahmad Al-Najar dan bidan Laila Jneid, yang menjadi korban jiwa akibat serangan udara Israel di Jabalia,” kata organisasi kemanusiaan tersebut dalam sebuah pernyataan di platform X pada Sabtu malam.
Kedua pekerja itu sedang memberikan layanan kesehatan yang menyelamatkan jiwa di Gaza.
“Menyerang pekerja kemanusiaan adalah kejahatan perang,” ujar Oxfam, memperbarui seruannya untuk gencatan senjata segera di Gaza.
Tentara Israel terus melancarkan serangan besar-besaran, yang kini memasuki hari ke-16, di Gaza utara di tengah pengepungan ketat di wilayah tersebut.
Serangan ini merupakan operasi darat ketiga di Jabalia sejak perang yang dianggap genosida oleh banyak pihak dimulai pada 7 Oktober 2023.
Israel melanjutkan serangan brutalnya di Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.
Lebih dari 42.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah menjadi korban jiwa sejak saat itu, dan lebih dari 99.600 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang berkelanjutan, menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional terkait tindakannya di Gaza.
Sumber: Anadolu Ajansi