Gaza – Sebanyak 90 warga Palestina dibebaskan dari penjara Israel dan disambut oleh kerumunan besar keluarga, teman, serta pendukung yang bersukacita saat mereka kembali ke Tepi Barat yang diduduki.
Ini merupakan bagian dari pertukaran tahanan pertama dalam kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, setelah tiga warga Israel yang ditahan di Gaza dibebaskan.
Pada pukul 1 dini hari waktu setempat, Senin (23:00 GMT), bus-bus Palang Merah yang membawa para tahanan tiba di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki. Ribuan orang berkumpul meskipun ada peringatan dari pasukan Israel bahwa perayaan tidak diperbolehkan.
Dari 90 tahanan yang dibebaskan, terdapat 69 perempuan dan 21 remaja laki-laki – beberapa di antaranya berusia 12 tahun – yang berasal dari Tepi Barat dan Yerusalem.

Salah satu tahanan yang dibebaskan adalah Khalida Jarrar, 62 tahun, tokoh terkemuka Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), yang ditahan selama enam bulan di sel isolasi berdasarkan “penahanan administratif”.
Mekanisme ini memungkinkan otoritas Israel memenjarakan seseorang tanpa dakwaan atau proses pengadilan. Di Ramallah, kerumunan mengangkat beberapa tahanan yang baru saja bebas ke pundak mereka sebagai bentuk dukungan emosional.
Beberapa orang mengibarkan bendera Fatah, Hamas, Jihad Islam Palestina, dan kelompok perlawanan lainnya. Tujuh jam sebelumnya, tiga perempuan Israel berusia 20-an hingga awal 30-an dibebaskan di Gaza.
Perjalanan Panjang Menuju Kebebasan
Bushra al-Tawil, seorang jurnalis Palestina yang dipenjara Israel sejak Maret 2024, juga termasuk di antara tahanan yang dibebaskan. Tawil memulai perjalanannya pada pukul 3 pagi Minggu (01:00 GMT), saat ia dipindahkan dari penjara Israel lainnya menjelang pembebasannya.
“Menunggu itu sangat sulit. Tetapi alhamdulillah, kami yakin bahwa setiap saat kami akan dibebaskan,” ujarnya. Tawil juga mengatakan bahwa ayahnya, yang masih berada di penjara Israel, akan segera dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
“Saya khawatir tentangnya. Tapi saya baru saja mendapat kabar baik bahwa dia juga akan dibebaskan,” tambahnya.

Amanda Abu Sharkh, 23 tahun, dari Ramallah, termasuk di antara ratusan orang yang berkumpul untuk menyambut para tahanan.
“Kami datang ke sini untuk menyaksikan momen ini dan merasakan emosi yang sama seperti keluarga para tahanan yang dibebaskan hari ini,” ujarnya kepada AFP.
Sukacita di Tengah Duka
Muhammad, 20 tahun, yang baru saja dibebaskan dari Penjara Ofer Israel, mengatakan ia merasa “sangat bahagia” melihat keluarga kembali bersatu.
“Saya tahu banyak orang di penjara, ada orang-orang tak bersalah, anak-anak, dan perempuan,” katanya. Kesepakatan pertukaran tahanan ini adalah yang pertama sejak November 2023.
Jumlah warga Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan ini diperkirakan berkisar antara 1.000 hingga hampir 2.000 orang.
Pada tahap pertama, Hamas akan mengembalikan total 33 warga Israel dalam 42 hari ke depan, dengan pembebasan berikutnya dijadwalkan pada Sabtu.
Lebih dari 46.000 warga Palestina telah gugur sejak perang dimulai pada 7 Oktober, dengan hampir 90 persen populasi Gaza dipaksa mengungsi akibat serangan dan perintah evakuasi Israel.
Pembebasan ini menjadi secercah harapan bagi keluarga Palestina yang telah kehilangan banyak hal akibat perang panjang yang menghancurkan wilayah mereka.
Sumber: Al Jazeera