Gaza – Setidaknya 25 orang menjadi korban jiwa ketika jet tempur Israel menghantam dan meratakan sebuah rumah berpenghuni di Beit Lahia, Gaza utara, menurut sumber lokal pada Senin.
Saksi mata melaporkan bahwa upaya pencarian korban selamat di bawah reruntuhan bangunan di kawasan Proyek Beit Lahia masih berlangsung.
Rumah tersebut diketahui menjadi tempat perlindungan bagi perempuan dan anak-anak.
Sejak 7 Oktober, Israel telah melancarkan operasi darat berskala besar di Gaza utara dengan alasan mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, berkumpul kembali.
Namun, warga Palestina menuduh Israel berupaya menguasai wilayah tersebut dan secara paksa mengusir penduduknya. Sejak operasi itu dimulai, hampir tidak ada bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut, menyebabkan sekitar 80.000 penduduk berada di ambang kelaparan.
Menurut otoritas kesehatan Palestina, lebih dari 2.700 orang telah menjadi korban jiwa di Gaza Utara akibat serangan tersebut.
Secara keseluruhan, serangan Israel yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 44.400 orang menjadi korban jiwa di Gaza. Wilayah tersebut kini dinyatakan tidak layak huni.
Pada 21 November, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Internasional atas perang mematikan yang dilancarkannya di Gaza.
Sumber: Anadolu Ajansi