JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza karena adanya risiko besar epidemi di tengah serangan gencar Israel yang sedang berlangsung.
“Ada risiko epidemi yang sangat besar. Dan kami sudah melihat buktinya,” kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam sebuah wawancara, sambil mengatakan bahwa pertempuran harus dihentikan.
“Kita memerlukan gencatan senjata,” desak Harris.
“Situasinya pasti semakin buruk, ada kombinasi dari setiap faktor yang akan membahayakan kesehatan masyarakat,” ujar dia, sambil mencatat bahwa cuaca dingin & lembab, dan 90 persen masyarakat rentan terhadapnya. Mereka juga tidak tahu dari mana mendapatkan makanan yang cukup,” ucap dia.
“Orang-orang, tentu saja, tidak bisa tidur. Dan ini membahayakan sistem kekebalan tubuh Anda,” imbuh dia.
Harris menekankan bahwa “tidak ada tempat yang aman” di Gaza dan orang-orang bahkan tidak bisa pergi ke rumah sakit ketika mereka terluka.
“Orang-orang ketakutan. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi,” tutur dia.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina belum mampu menyediakan layanan ambulans di wilayah utara, menurut jubir WHO.
“Itu tidak mungkin. Jadi orang-orang yang terluka di sana tidak mendapatkan perawatan.”
Gaza hari ini
Operasi udara dan darat Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober hingga 20 Desember telah menewaskan sedikitnya 19.667 warga Palestina, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Konflik tersebut telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan setengah dari perumahan di wilayah pesisir tersebut rusak atau hancur, dan hampir dua juta orang mengungsi di wilayah padat penduduk itu di tengah kekurangan makanan dan air bersih.
Sekitar 1.200 warga Israel diyakini meninggal dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 sandera masih disandera.
Sumber: anadolu agency